Langsung ke konten utama

Review Film : Transformers The Last Knight – Indonesia (2017)






Director :
Michael Bay.

Screenplay :
Ken Nolan, Art Marcum, Matthew Hollaway.

Cast :
Mark Walhberg, Isabella Moner, Josh Duhamel, Anthony Hopkins, Laura Haddock, etc.

Sinopsis

Di seri kelima Transformers ini, Optimus Prime menemukan kembali planet asalnya yang sekarang merupakan planet mati, Cybertron.

Dia menemukan cara untuk menghidupkan kembali planet ini, tapi untuk melakukannya dia perlu menemukan sebuah artefak yang ada di Bumi.

Review

Setelah kesuksesan “finansial” beberapa film pertamanya (meskipun tidak ada satupun yang memuaskan para kritikus) Paramount Pictures terus gencar memproduksi film-film baru dari series Transformer. Yang teranyar adalah The Last Knight, series ke 5 dari film Transformers. Entah mengapa Michael Bay kembali dipercaya menjadi sutradara dalam proyek ini, meskipun 4 film pendahulunya mendapat tanggapan negatif dari para kritikus.





Film dimulai dari zaman Medieval di Inggris kuno, menceritakan asal mula Transformers di Bumi, lalu melompat ke 1600 tahun kemudian (Present). Naskah yang di buat oleh 3 orang (Ken Nolan, Art Marcum, Matthew Hollaway) sangat buruk. Bahkan ide cerita terlihat terlalu dipaksakan. Terlihat seperti merangkai 3 potongan ide cerita yang dirangkai sembarangan menjadi satu. Meskipun tidak terlalu tertebak dan tidak terlalu klise, namun cerita yang dibangun masih sangat lemah yang berujung menjadi membosankan, dan dialog antar karakter jauh dari menarik.




Dari jajaran cast, masih terdapat beberapa kelemahan. Dengan budget sebesar 260 juta USD seharusnya cast tidak menjadi kelemahan/ masalah pada film ini. Adanya beberapa miscast ,dan penampilan cast yang masih kurang baik, tentu tidak lepas dari Michael Bay sebagai sutradara, dan penulisan naskah yang buruk.

Music-Scoring yang di compose oleh Steve Jablonsky belum maksimal dan masih kurang memberikan suasana intense dari setiap scene nya. Sound editing dan Sound mixing mungkin menjadi salah satu poin plus dari film ini, suara-suara robot Autobots dan Decepticon, serta ledakan-ledakan yang terdengar tidak cukup buruk. Tidak ada yang special dari sinematografi oleh D.o.P Jonathan Sela, setiap frame terlihat hambar tanpa teknik-teknik kamera dan compositing yang keren.




Dan satu-satunya yang dapat dinikmati dalam film ini adalah penggunaan CGI / visual effect. Robot-robot Autobots dan Decepticon yang berperang, pesawat luar angkasa yang digambarkan dengan baik di film ini. Ledakan-ledakan khas Michael Bay pun cukup keren. Michael Bay memang cukup baik dalam membuat adegan-adegan action di suatu film.

Summary

Kerennya visual effects dari robot-robot Autobots dan Decepticon, serta adegan-adegan action khas Michael Bay masih belum bisa menutupi ide cerita, dan naskah yang masih sangat buruk. Sebuah perpisahan yang buruk dari Michael Bay.




Rating : 5/10

Komentar

  1. Mungkin seandainya Gareth Evans yang menulis naskah akan berbeda hasilnya.
    Pasti ada silat2nya

    BalasHapus

Posting Komentar

Other Posts :

Review Series : Iron Fist - 2017 (Indonesia)

Review Film : Beauty and the Beast - 2017 (Indonesia)

Review Film : The Greatest Showman – Indonesia (2017)